Tuesday , November 26 2024

Balon Google Siap Terbang di Indonesia Pada 2016

Di era internet sekarang ini,jumlah pengguna internet di indonesia cukup banyak. Namun sayangnya,pengguna internet yang cukup banyak ini tidak sebanding dengan koneksi internet yang tidak merata dan lancar. Sering kita jumpai terutama di daerah terpencil kita sering kesulitan untuk mengakses internet.

Oleh karena itu Kemkominfo bersama tiga operator seluler Indonesia yaitu Indosat, Telkomsel, and XL Axiat telah menyepakati untuk memulai pengujian Project Loon, yaitu internet bertenaga balon milik Google untuk diujikan di Indonesia pada tahun 2016 mendatang. Agar nantinya penduduk wilayah terpencil juga bisa merasakan akses internet yang sama dengan penduduk di wilayah-wilayah yang terjangkau internet.

Disaksikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Sergey Brain, pendiri Google, tiga wakil operator seluler Indonesia itu menandatangani kerja sama dengan Project Loon Google di gedung Google X, Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu, 28 Oktober 2015.


GOOGLE BALOON BERSAMA PROVIDER SIMPATI XLMenteri Komunikasi dan Informatika dan Sergey Brain 

Program Project Loon yang berusia dua tahun itu ingin meratakan koneksi internet dengan memancarkan sinyal-sinyal internet kecepatan tinggi dari kelompok-kelompok balon yang mengapung di ketinggian sekitar 18,3 kilometer di atas Bumi. Ekspansi di Indonesia menyusul pengujian ekstensif di Selandia Baru, Australia dan daerah-daerah terpencil di California dan Brazil. Project Loon dimulai di laboratorium X Google, yang bertujuan menghasilkan proyek-proyek yang tidak konvensional. Laboratorium itu sekarang dikelola oleh perusahaan induk Google, Alphabet Inc.

Baca juga:  Cara Mudah Transfer Pulsa Axis Ke Sesama dan Pelanggan XL

Project Loon ibarat menara seluler yang mengangkasa di langit. Balon Google terbang di ketinggian dua kali lipat dari ketinggian normalnya pesawat komersil berjalan. Lebih tepatnya, Balon akan terbang sekitar 20 kilometer di atas permukaan Bumi di lapisan stratosfer. Masing-masing memiliki jangkauan radius 40 km, bandingkan dengan menara telekomunikasi yang hanya sekitar 5 km.

project-loon-indonesia

Alasan di pilihnya lapisan stratosfer adalah bahwa menurut publikasi resmi di blog Google, angin di stratosfer sifatnya berlapis-lapis, di mana tiap lapisannya memiliki variasi kecepatan dan arah. Nah, dengan bergerak bersama angin, Balon Loon dirancang agar bisa membentuk satu jaringan komunikasi yang besar.Masing-masing balon ini memancarkan koneksi Internet turun ke permukaan, dan bila salah satu balon ini keluar jalur, yang baru akan menggantikannya.

Dengan uji coba Projet Loon ini di harapkan dapat membantu perusahaan telekomunikasi melebarkan jaringannya, jauh tinggi di angkasa. Dan juga Proyek ini diharapkan mampu mengatasi tantangan dalam hal penyebaran peralatan dalam menyediakan konektivitas ke seluruh Nusantara, yang terdiri atas hutan dan pegunungan.

gambar : cnnindonesia.com

About Hayart

Hayart

A Bachelor of IT & Works as an Internet Marketer. Content Writer Since 2014